MINYAK

Kenaikan Harga Minyak Awal Desember Dorong Optimisme Pasar Global

Kenaikan Harga Minyak Awal Desember Dorong Optimisme Pasar Global
Kenaikan Harga Minyak Awal Desember Dorong Optimisme Pasar Global

JAKARTA - Harga minyak dunia menguat pada awal perdagangan Senin, 1 Desember 2025. 

Kenaikan ini terjadi setelah negara-negara OPEC+ menegaskan keputusan untuk menahan rencana peningkatan produksi pada kuartal pertama 2026. Keputusan tersebut disambut positif pasar, yang sebelumnya sempat khawatir akan potensi kelebihan pasokan global. 

Selain itu, sentimen pasar juga didorong oleh risiko geopolitik, termasuk kemungkinan langkah Amerika Serikat terhadap produsen minyak utama, Venezuela.

Hingga pukul 08.39 WIB, data menunjukkan harga Brent crude naik 0,98 persen menjadi US$ 62,99 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,99 persen menjadi US$ 59,12 per barel.

OPEC+ Menahan Produksi Demi Stabilitas Pasar

Keputusan OPEC+ ini menindaklanjuti kesepakatan awal November, di mana kelompok produsen minyak sepakat untuk menahan peningkatan produksi demi menghindari kelebihan pasokan di pasar global. 

Dalam pernyataan resmi setelah pertemuan Minggu, 30 November 2025, OPEC+ menegaskan pentingnya pendekatan hati-hati dan fleksibilitas untuk melanjutkan atau membatalkan penyesuaian produksi secara sukarela.

Menurut Vivek Dhar, analis Commonwealth Bank of Australia, keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar. “Kekhawatiran pasar mengenai potensi kelebihan pasokan minyak global kemungkinan berperan besar dalam keputusan OPEC+,” ujar Dhar.

Keputusan OPEC+ ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak dunia, sekaligus mencegah fluktuasi harga yang ekstrem.

Risiko Pasokan dari Venezuela

Selain keputusan OPEC+, pasar minyak juga mencermati potensi gangguan pasokan dari Venezuela. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan mempertimbangkan penutupan wilayah udara negara tersebut. 

Menurut analis ING, langkah ini dapat meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak dari Venezuela, yang merupakan salah satu eksportir utama minyak Amerika Latin.

Trump menekankan agar masyarakat tidak menafsirkan pernyataannya secara berlebihan, dan belum memberikan rincian lebih lanjut terkait kemungkinan aksi militer atau sanksi tambahan. Meskipun begitu, kekhawatiran pasar tetap muncul karena Venezuela berkontribusi cukup besar terhadap pasokan global.

Ketegangan Rusia-Ukraina Dorong Harga Minyak Naik

Di kawasan Eropa, ketidakpastian terkait rencana perdamaian Rusia-Ukraina turut memengaruhi harga minyak. Ketegangan meningkat setelah militer Ukraina melaporkan serangan terhadap kilang minyak Rusia serta fasilitas penerbangan militer Beriev di wilayah Rostov. 

Serangan drone laut Ukraina juga dilaporkan mengenai dua tanker yang menuju pelabuhan Rusia di Laut Hitam untuk mengambil minyak.

Situasi ini menekan sentimen bearish yang sebelumnya muncul dalam dua pekan terakhir. Saat itu, prospek tercapainya kesepakatan damai sempat membuat pasar mengantisipasi masuknya kembali volume besar minyak Rusia yang terkena sanksi. Kini, ketidakpastian geopolitik kembali membuat harga minyak naik.

Pertemuan Pejabat Ukraina dan Amerika Serikat

Pada Minggu, 30 November 2025, pejabat Ukraina dan Amerika Serikat mengadakan pertemuan di Florida untuk membahas perkembangan perang yang memasuki tahun ketiga. 

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebut pertemuan itu sangat produktif, namun menegaskan bahwa masih banyak upaya yang diperlukan untuk mengakhiri konflik.

Perkembangan ini menjadi salah satu faktor yang memengaruhi persepsi risiko di pasar minyak global. Investor semakin waspada terhadap potensi gangguan pasokan, khususnya dari wilayah yang rawan konflik.

Reaksi Pasar dan Ekspektasi Investor

Kombinasi antara kebijakan OPEC+ yang menahan produksi dan meningkatnya risiko geopolitik memberikan sinyal kuat bahwa pasokan minyak global tetap terbatas. Hal ini membuat pasar menyesuaikan harga dengan cepat, khususnya bagi Brent dan WTI, yang merupakan acuan utama perdagangan minyak dunia.

Investor menilai strategi OPEC+ sebagai langkah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pasokan dan stabilitas harga. Sementara itu, risiko dari Venezuela dan konflik Rusia-Ukraina meningkatkan ketidakpastian, sehingga harga minyak cenderung bergerak lebih tinggi di awal Desember 2025.

Selain itu, ekspektasi investor terhadap permintaan minyak juga memengaruhi harga. Dengan ekonomi global yang masih pulih, permintaan energi tetap kuat, sehingga kombinasi faktor pasokan dan permintaan berperan dalam menggerakkan harga minyak.

Prediksi Harga Minyak Mendatang

Para analis memperkirakan harga minyak akan tetap terpengaruh oleh keputusan OPEC+ dan dinamika geopolitik. Jika ketegangan di Venezuela atau Rusia-Ukraina meningkat, kemungkinan harga minyak akan terus menguat. Sebaliknya, jika terjadi stabilisasi politik atau perbaikan hubungan diplomatik, tekanan harga bisa berkurang.

Menurut Vivek Dhar, investor dan pelaku pasar perlu terus memantau kebijakan produksi OPEC+ serta situasi geopolitik. “Pasar minyak global sangat sensitif terhadap gangguan pasokan dan perubahan kebijakan, sehingga fluktuasi harga akan terus terjadi,” ujarnya.

Harga minyak dunia pada Senin, 1 Desember 2025, naik karena kombinasi antara keputusan OPEC+ menahan produksi dan ketidakpastian geopolitik global, termasuk situasi di Venezuela serta konflik Rusia-Ukraina. 

Keputusan OPEC+ yang fleksibel namun hati-hati diharapkan menjaga keseimbangan pasokan, sementara risiko geopolitik memberikan tekanan tambahan pada pasar.

Bagi investor dan pelaku pasar energi, situasi ini menegaskan pentingnya memantau kebijakan produksi OPEC+, dinamika geopolitik, dan permintaan global secara bersamaan. Stabilitas pasokan menjadi kunci utama dalam menentukan arah harga minyak ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index