JAKARTA - Kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit swadaya di Riau menjadi kabar baik bagi petani lokal.
Periode 26 November hingga 2 Desember 2025 mencatat harga tertinggi Rp 3.412 per kilogram untuk TBS umur 9 tahun.
Kenaikan ini menunjukkan stabilitas pasar sawit di tengah fluktuasi harga minyak sawit mentah global.
Kenaikan Harga TBS Sawit Swadaya di Riau
Harga TBS sawit swadaya di Provinsi Riau kembali mengalami peningkatan pada periode 26 November – 2 Desember 2025. Berdasarkan Surat Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Nomor 43, tim penetapan harga menyepakati kenaikan harga TBS umur 9 tahun sebesar Rp 17,69 per kg, sehingga menjadi Rp 3.412,13 per kg.
Kenaikan harga ini disambut positif oleh para petani sawit swadaya karena meningkatkan pendapatan mereka di tengah biaya operasional yang meningkat. Lonjakan harga ini juga dipengaruhi oleh tren kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil) di pasar internasional, yang berdampak langsung pada nilai TBS.
Harga Turunan Sawit
Selain harga TBS, beberapa komoditas turunannya juga mengalami penyesuaian. Nilai minyak sawit mentah (CPO) ditetapkan sebesar Rp 14.040,33 per kg. Sementara harga inti sawit (kernel) mencapai Rp 11.466,70 per kg, dan nilai cangkang berada di level Rp 27,33 per kg. Indeks K yang menjadi acuan penetapan harga tercatat 92,93%.
“Kenaikan harga TBS ini memberi sinyal positif bagi petani lokal, terutama yang menanam sawit swadaya. Hal ini juga diharapkan mendorong stabilitas ekonomi di desa-desa penghasil sawit,” kata sumber dari Dinas Perkebunan Riau yang dikutip pada laporan Agricom.id.
Rincian Harga TBS per Umur
Berikut rincian harga TBS sawit swadaya yang berlaku untuk periode 26 November – 2 Desember 2025:
Umur 3 tahun: Rp 2.637,52/kg
Umur 4 tahun: Rp 2.944,68/kg
Umur 5 tahun: Rp 3.163,50/kg
Umur 6 tahun: Rp 3.286,36/kg
Umur 7 tahun: Rp 3.359,99/kg
Umur 8 tahun: Rp 3.401,02/kg
Umur 9 tahun: Rp 3.412,13/kg
Umur 10–20 tahun: Rp 3.374,99/kg
Umur 21 tahun: Rp 3.316,63/kg
Umur 22 tahun: Rp 3.249,85/kg
Umur 23 tahun: Rp 3.173,94/kg
Umur 24 tahun: Rp 3.116,53/kg
Umur 25 tahun: Rp 3.069,32/kg
Kenaikan harga tertinggi tercatat pada TBS umur 9 tahun, sementara TBS yang lebih tua menunjukkan tren sedikit menurun karena produktivitas pohon sawit biasanya menurun seiring bertambahnya umur.
Perbandingan dengan Wilayah Lain
Secara regional, harga TBS sawit Riau mengalami pergerakan berbeda dibandingkan provinsi tetangga. Di Kalimantan Barat, harga TBS periode IV-November 2025 naik tipis, sementara di Kalimantan Timur justru melemah turun Rp 40,11 per kg. Sedangkan harga TBS di Sumatera Utara tercatat turun menjadi Rp 3.425 per kg.
Fluktuasi harga ini mencerminkan perbedaan kondisi produksi, distribusi, dan permintaan di masing-masing wilayah. “Riau relatif stabil karena produksi TBS cukup tinggi dan permintaan dari pabrik pengolahan CPO tetap kuat,” jelas pengamat industri sawit.
Dampak Bagi Petani Sawit Swadaya
Kenaikan harga TBS swadaya di Riau secara langsung meningkatkan pendapatan petani yang biasanya memiliki lahan terbatas dan modal terbatas. Dengan harga Rp 3.412 per kg untuk TBS umur 9 tahun, petani dapat menutupi biaya operasional dan memperoleh keuntungan lebih optimal.
Selain itu, harga yang stabil juga mendorong petani untuk tetap mempertahankan kualitas TBS, sehingga pabrik pengolahan CPO mendapatkan bahan baku yang berkualitas. Kualitas TBS yang baik berpengaruh pada hasil minyak sawit mentah dan produk turunannya.
Prospek Pasar dan Strategi Industri
Tren kenaikan harga TBS di Riau menunjukkan bahwa pasar sawit lokal mampu menyesuaikan diri dengan dinamika harga global. Kenaikan CPO di pasar internasional mendorong harga TBS, sementara permintaan domestik dari industri oleochemical dan pangan turut menopang pasar lokal.
Para petani sawit swadaya juga diimbau untuk memantau perkembangan harga pasar secara berkala dan menjaga kualitas panen. Konsistensi kualitas TBS menjadi kunci agar harga jual tetap kompetitif dan pendapatan petani terus meningkat.
Harga TBS sawit swadaya di Riau naik pada periode 26 November – 2 Desember 2025, dengan TBS umur 9 tahun mencapai Rp 3.412,13 per kg. Kenaikan ini sejalan dengan harga CPO dan komoditas turunannya, serta dipengaruhi oleh permintaan stabil dari pabrik pengolahan.
Dengan kondisi ini, petani sawit swadaya di Riau dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk meningkatkan pendapatan sekaligus menjaga kualitas produksi. Stabilitas harga juga penting untuk mendorong pertumbuhan industri sawit lokal dan mendukung perekonomian wilayah penghasil sawit.