JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan komitmennya dalam menyiapkan generasi pemimpin masa depan melalui program Future Leaders Camp (FLC) 2025.
Kegiatan Regional II Pulau Sumatera digelar di Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, dengan melibatkan mahasiswa terpilih dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Sumatera.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek, Khairul Munadi, FLC merupakan inisiatif strategis yang dikelola oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) untuk mencetak generasi muda yang berkarakter, berintegritas, dan berdampak bagi masyarakat.
“Indonesia tidak kekurangan orang cerdas. Yang kita butuhkan adalah lebih banyak orang yang benar, pemimpin yang berintegritas, memimpin dengan hati, dan menjunjung nilai kebangsaan,” ujar Khairul.
Khairul menambahkan, kepemimpinan bukan hanya soal kemampuan berbicara atau mengorganisasi, tetapi juga kemampuan memberi makna dan manfaat bagi sesama.
“FLC ini menjadi wadah untuk menumbuhkan kesadaran memimpin dengan nilai dan dampak. Inilah arah kebijakan 'Diktisaintek Berdampak', pendidikan tinggi yang melahirkan insan pembelajar, inovator, sekaligus penggerak perubahan sosial,” jelasnya.
Seleksi Ketat, 62 Peserta Terpilih dari 55 Perguruan Tinggi
Direktur Belmawa Kemdiktisaintek, Beny Bandanadjaja, menuturkan bahwa FLC merupakan program baru yang mulai dijalankan pada tahun 2025. Kegiatan ini terbagi menjadi lima regional, yaitu Jawa, Sumatera, Sulawesi–Maluku–Papua, Jawa II, dan Kalimantan–Bali–Nusa Tenggara.
Untuk Regional II di Sumatera, peserta merupakan hasil seleksi ketat dari lebih 1.300 pendaftar nasional. Sebanyak 62 mahasiswa muda dari 55 perguruan tinggi di seluruh Sumatera akhirnya terpilih mengikuti program ini.
Beny menekankan, para peserta adalah calon pemimpin muda yang akan dibina untuk menjadi changemakers di kampus dan masyarakat.
“Melalui proses seleksi yang ketat, mereka adalah calon pemimpin muda yang akan kami bimbing agar mampu memberikan dampak nyata di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan keputusan strategis di masa depan,” ujar Beny.
FLC Sebagai Strategi Transformasi Pendidikan Tinggi
Program FLC merupakan bagian dari strategi Kemdiktisaintek untuk mendorong transformasi pendidikan tinggi, tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga relevan dan kontributif terhadap pembangunan bangsa.
Program ini diharapkan melahirkan mahasiswa yang tidak sekadar cerdas, tetapi juga memiliki kemampuan sosial dan kepemimpinan yang aplikatif.
Peserta FLC memperoleh pembekalan dari beragam narasumber lintas sektor, termasuk akademisi, praktisi industri, serta tokoh muda nasional.
Materi yang diberikan mencakup kepemimpinan, inovasi sosial, kebijakan publik, hingga policy hackathon sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan analisis dan pemecahan masalah secara kolaboratif.
“Policy hackathon memberi peserta pengalaman langsung dalam merumuskan solusi nyata terhadap masalah sosial dan kebijakan publik. Mereka dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan bekerja sama sebagai tim,” tambah Khairul.
Mendorong Dampak Positif bagi Masyarakat
Salah satu fokus utama FLC adalah menanamkan kesadaran bahwa kepemimpinan sejati harus berdampak bagi masyarakat luas. Peserta diajak memahami pentingnya integritas, nilai kebangsaan, dan kepemimpinan berbasis moral dalam setiap pengambilan keputusan.
“Kami ingin para peserta memahami bahwa menjadi pemimpin bukan sekadar posisi, tetapi tanggung jawab untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat. Pemimpin yang berdampak adalah pemimpin yang memberi manfaat nyata,” tutur Khairul.
Selain materi kepemimpinan, FLC juga menekankan keterampilan inovasi sosial dan kewirausahaan, sehingga peserta mampu memanfaatkan ide dan proyek kreatif untuk menciptakan solusi berkelanjutan di lingkungan mereka.
Wadah Kolaboratif dan Inspiratif
Kegiatan FLC tidak hanya memberi peserta pengetahuan, tetapi juga membangun jaringan antar mahasiswa dari berbagai universitas. Hal ini diharapkan memperkuat kolaborasi lintas daerah dan disiplin ilmu, menciptakan ekosistem pemimpin muda yang solid dan berdaya saing tinggi.
Menurut Beny, pengalaman berinteraksi dengan peserta dari latar belakang berbeda juga menjadi sarana pembelajaran tersendiri. “Melalui interaksi ini, mereka belajar menghargai perbedaan, berdiskusi, dan menemukan solusi bersama. Ini sangat penting untuk membentuk karakter kepemimpinan yang inklusif dan adaptif,” ujarnya.
Menuju Pemimpin Masa Depan yang Berdampak
Dengan terselenggaranya FLC 2025 Regional II Sumatera, Kemdiktisaintek berharap para peserta akan kembali ke kampus masing-masing sebagai agen perubahan, membawa ilmu, keterampilan, dan nilai-nilai kepemimpinan yang telah diperoleh.
Khairul menegaskan, pendidikan tinggi harus menghasilkan pemimpin yang tidak hanya sukses secara akademik, tetapi juga mampu memimpin dengan integritas dan memberikan kontribusi sosial nyata.
“Kami berharap alumni FLC menjadi pionir perubahan yang inovatif dan berdampak, menjawab tantangan bangsa dengan solusi kreatif,” pungkasnya.
Future Leaders Camp (FLC) 2025 Regional II Pulau Sumatera bukan sekadar program pengembangan diri. Melalui proses seleksi ketat, pembekalan materi lintas sektor, dan pendekatan kolaboratif, program ini menyiapkan generasi muda Indonesia yang siap memimpin dengan hati, berintegritas, dan berdampak bagi masyarakat.
Dengan strategi ini, Kemdiktisaintek membuktikan bahwa pendidikan tinggi dapat menjadi sarana transformasi sosial dan pembentukan calon pemimpin masa depan bangsa.