Wapres Gibran

Wapres Gibran Dukung Soeharto Gus Dur Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Wapres Gibran Dukung Soeharto Gus Dur Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Wapres Gibran Dukung Soeharto Gus Dur Diberi Gelar Pahlawan Nasional

JAKARTA - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, memberikan dukungannya terhadap pencalonan Presiden Ke-2 RI Jenderal Besar Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. 

Ia juga mendukung Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk mendapatkan gelar yang sama.

Pernyataan ini disampaikan seiring masuknya nama keduanya dalam daftar calon Pahlawan Nasional yang diserahkan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) kepada Presiden Prabowo Subianto.

Gibran menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan proses instan atau sembarangan. "Saya kira gelar untuk pahlawan ini sudah melalui proses dan tahapan yang panjang ya," ujarnya. 

Pernyataan ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap jasa dan kontribusi para tokoh dilakukan secara mendalam, berdasarkan bukti sejarah dan dampak nyata bagi masyarakat.

Selain itu, Wapres menekankan bahwa calon Pahlawan Nasional yang diajukan Dewan GTK sudah melewati serangkaian evaluasi yang ketat. "Apalagi beliau-beliau ini memberikan sumbangsih dan kontribusi besar untuk negara," tegas Gibran. Ini menegaskan bahwa Soeharto dan Gus Dur dinilai memiliki pengaruh signifikan dalam pembangunan dan keberlanjutan negara.

Soeharto dan Kontribusi Pangan serta Pengentasan Kemiskinan

Dalam pandangan Gibran, Presiden Ke-2 RI Soeharto memiliki peran krusial dalam pembangunan nasional, khususnya dalam bidang swasembada pangan dan pengentasan kemiskinan. 

Keberhasilan Soeharto dalam mendorong ketahanan pangan nasional menjadi salah satu tonggak penting sejarah Indonesia pasca kemerdekaan.

"Pak Harto beliau berkontribusi dan berjasa besar untuk pembangunan swasambada pangan, dan juga pengentasan kemiskinan," ujar Gibran. 

Pernyataan ini menekankan bahwa kebijakan dan program Soeharto pada masa pemerintahannya memiliki dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan swasembada pangan tidak hanya memastikan ketersediaan pangan, tetapi juga berperan dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi, karena kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi.

Lebih jauh, Gibran menekankan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan visi kepemimpinan yang berfokus pada kesejahteraan rakyat, salah satu indikator penting bagi penilaian calon Pahlawan Nasional. Dengan kontribusi yang nyata bagi pembangunan ekonomi dan sosial, Soeharto dianggap layak mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan bangsa.

Gus Dur dan Peran dalam Hak Asasi Manusia

Selain Soeharto, Gibran menyoroti jasa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam memperkuat nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan pluralisme, kebebasan beragama, dan perlindungan kaum minoritas.

"Gus Dur sangat berkontribusi sekali untuk penyelesaian mengatasi masalah intoleransi, kebebasan untuk menunaikan ibadah, melindungi kaum minoritas, dan juga perlindungan hak asasi manusia," kata Gibran. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa kontribusi Gus Dur bersifat sosial dan kemanusiaan, yang menjadi fondasi penting dalam menjaga kerukunan dan keberagaman bangsa.

Menurut Wapres, keberanian Gus Dur dalam melindungi hak-hak minoritas dan memperjuangkan kebebasan beragama menunjukkan nilai kepemimpinan yang inklusif. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan penting dalam menilai kelayakan seorang tokoh untuk menerima gelar Pahlawan Nasional.

Proses Seleksi Calon Pahlawan Nasional

Daftar calon Pahlawan Nasional yang diterima Presiden Prabowo Subianto berjumlah 49 nama, termasuk Soeharto dan Gus Dur. Ketua Dewan GTK sekaligus Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, 24 nama telah dipastikan masuk daftar prioritas.

Proses seleksi calon Pahlawan Nasional ini dilakukan melalui berbagai tahapan, mulai dari pengkajian sejarah, evaluasi kontribusi terhadap bangsa, hingga pertimbangan dampak sosial dan politik. Dewan GTK menilai jasa para tokoh dari berbagai aspek, termasuk ekonomi, politik, sosial, budaya, dan kemanusiaan. 

Keputusan akhir tidak hanya mempertimbangkan popularitas atau pencapaian administratif, tetapi juga dampak nyata yang diberikan kepada masyarakat dan negara.

Gibran menekankan pentingnya objektivitas dalam proses ini. Menurutnya, gelar Pahlawan Nasional harus diberikan berdasarkan fakta dan kontribusi nyata, bukan opini semata. Hal ini penting agar penghargaan terhadap tokoh bangsa tetap kredibel dan diterima oleh publik.

Dukungan Wapres sebagai Inspirasi Generasi Muda

Sebagai Wakil Presiden, Gibran menekankan bahwa pengakuan terhadap jasa tokoh bangsa bukan hanya penghargaan formal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda. Pahlawan nasional adalah contoh nyata bagaimana pengabdian dan dedikasi terhadap negara dapat membentuk masa depan bangsa.

"Pahlawan nasional adalah contoh bagi kita semua, bagaimana pengabdian dan kontribusi nyata untuk negara dapat membentuk masa depan bangsa," ungkapnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa peran tokoh bangsa tidak hanya dikenang melalui sejarah, tetapi juga menjadi pedoman moral dan etika bagi warga negara, terutama generasi penerus.

Dengan memberikan pengakuan yang tepat kepada tokoh seperti Soeharto dan Gus Dur, diharapkan generasi muda dapat meneladani sikap dan kontribusi mereka, baik dalam pembangunan ekonomi maupun perlindungan hak asasi manusia.

Dukungan Wapres Gibran terhadap pencalonan Soeharto dan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional menegaskan pentingnya pengakuan terhadap jasa tokoh bangsa. Soeharto dinilai berjasa besar dalam swasembada pangan dan pengentasan kemiskinan, sementara Gus Dur dikenal karena kontribusinya dalam perlindungan hak asasi manusia dan toleransi.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar formalitas, tetapi melalui proses panjang dan selektif yang mempertimbangkan dampak nyata kontribusi tokoh bagi masyarakat. 

Dukungan Gibran menegaskan bahwa pengakuan ini harus objektif dan berbasis fakta sejarah, serta mampu menginspirasi generasi muda untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara.

Dengan demikian, langkah ini tidak hanya memberikan penghargaan kepada tokoh masa lalu, tetapi juga menguatkan nilai-nilai kepemimpinan, pengabdian, dan pluralisme yang menjadi fondasi penting dalam pembangunan Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index