JAKARTA - Koperasi Karya Bahari (KKB) Lombok Utara baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam layanan penyeberangan menuju Gili Trawangan.
Mulai diberlakukan, kapal reguler kini berangkat setiap 30 menit, langkah ini diterapkan untuk mengurai antrean panjang di dermaga dan meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengguna jasa.
Perubahan ini menjadi jawaban atas keluhan wisatawan dan pekerja yang kerap menunggu lama sebelum kapal berangkat.
Ketua KKB, Sabarudin, menjelaskan bahwa sistem keberangkatan berkala ini memberikan kepastian waktu bagi semua pengguna, baik wisatawan maupun pekerja pulau.
“Dengan sistem ini, para wisatawan sudah tidak perlu menunggu terlalu lama. Mereka bisa menyesuaikan jam keberangkatan dengan jadwal kegiatan wisata masing-masing,” ujarnya.
Sistem baru ini diharapkan dapat meminimalkan kerumunan di dermaga serta mengurangi risiko kecelakaan akibat kepadatan penumpang.
Penerapan jadwal berkala memberikan sinyal bahwa pengelolaan transportasi laut tidak lagi bergantung pada jumlah penumpang, melainkan pada keteraturan dan disiplin operasional.
Keuntungan Sistem Keberangkatan Berkala
Penerapan jadwal reguler tiap 30 menit membawa beberapa keuntungan. Selain mengurangi antrean di dermaga, sistem ini juga memastikan keselamatan pelayaran karena kapal tidak diisi melebihi kapasitas maksimal. Menurut Sabarudin, meskipun jumlah penumpang belum penuh, kapal tetap berangkat sesuai jadwal.
“Pola ini kami yakin dapat mencegah overload kapal yang membahayakan dan membuat penumpang tidak nyaman,” jelasnya.
Selain itu, sistem keberangkatan berkala memungkinkan KKB mengelola operasional antaranggota secara lebih efektif melalui subsidi silang. Dengan demikian, keseimbangan antara kapal penumpang dan kapal barang tetap terjaga, sehingga pelayaran berlangsung aman dan teratur.
Dari sisi pengelolaan sumber daya manusia, keberangkatan berkala juga memudahkan kru kapal merencanakan jadwal kerja mereka. Dengan pola keberangkatan tetap, kru dapat mengantisipasi beban kerja dan mengatur pergantian shift secara lebih efisien, tanpa terganggu oleh penumpang yang datang mendadak atau jumlah kapal yang tidak terjadwal.
Respons Positif Pengguna Jasa
Kebijakan baru ini disambut baik oleh berbagai pihak. Raden Dedi, karyawan hotel di Gili Trawangan, menilai sistem berkala membuat pekerja lebih tenang karena tidak perlu khawatir tertinggal kapal. “Kami yang bekerja di Gili tidak takut telat dengan pola baru ini,” ujarnya.
Selain pekerja, wisatawan juga merasakan manfaatnya. Reni, wisatawan asal Mataram, menyebut bahwa jadwal baru lebih fleksibel dan memudahkan persiapan keberangkatan.
“Jadi saya bisa prepare dan kemas barang dari rumah, bisa pilih waktu keberangkatan juga,” kata Reni. Dengan kepastian waktu yang diberikan, wisatawan dapat merencanakan aktivitas wisata mereka lebih efektif dan nyaman.
Tanggapan positif ini juga menandakan bahwa kebijakan transportasi yang terstruktur dapat meningkatkan pengalaman wisatawan. Semakin tertib sistem transportasi laut, semakin besar kemungkinan wisatawan kembali berkunjung ke Gili Trawangan.
Pemisahan Kapal Penumpang dan Kapal Barang
Selain jadwal berkala, KKB mulai menguji pemisahan kapal khusus penumpang dan kapal barang sejak 1 November 2025. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, karena kapal barang cenderung membawa beban lebih berat dan memerlukan perlakuan berbeda dibandingkan kapal penumpang.
Pemisahan kapal bertujuan mengurangi risiko kecelakaan, menjaga kenyamanan penumpang, dan memperlancar distribusi barang ke Gili Trawangan. Dengan adanya kapal khusus barang, kapal penumpang dapat bergerak lebih cepat tanpa terganggu muatan berat.
Sebaliknya, kapal barang tetap menjalankan operasionalnya secara teratur tanpa mengganggu aktivitas penumpang.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi KKB dalam menghadirkan layanan transportasi laut yang modern, aman, dan andal. Tidak hanya fokus pada kenyamanan wisatawan, tetapi juga mempertimbangkan efisiensi distribusi logistik bagi penduduk dan pelaku usaha di pulau.
Dukungan Pemerintah Daerah
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara, Dende Dewi Tresna Budi Astuti, mengapresiasi langkah KKB dalam meningkatkan kualitas layanan penyeberangan.
Ia menekankan bahwa penerapan sistem serupa di seluruh Pelabuhan Gili Trawangan akan membuat wisatawan lebih nyaman dan mendorong kunjungan ulang ke tiga pulau Gili.
“Kami berharap pola ini juga diterapkan di Pelabuhan Gili Trawangan agar wisatawan merasa nyaman dan kembali lagi berkunjung ke tiga Gili,” ujarnya.
Dukungan pemerintah daerah ini memperkuat keberhasilan KKB dalam menghadirkan layanan yang terstruktur dan profesional, sekaligus mendorong pengembangan sektor pariwisata lokal secara berkelanjutan.
Implikasi bagi Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Penerapan jadwal reguler dan pemisahan kapal penumpang serta barang memiliki dampak positif yang luas. Wisatawan kini dapat mengatur waktu lebih fleksibel tanpa harus menunggu lama, sementara pekerja pulau tidak khawatir tertinggal kapal. Hal ini meningkatkan pengalaman wisatawan, kepuasan pengunjung, serta potensi kunjungan ulang yang lebih tinggi.
Selain itu, sistem ini membantu pengelolaan dermaga dan penjadwalan kapal lebih efektif. Dengan adanya kepastian waktu keberangkatan, antrean di dermaga berkurang, risiko kepadatan di kapal juga diminimalkan. Dampak positif lainnya adalah terciptanya lingkungan wisata yang lebih aman, tertib, dan nyaman.
Efek ekonomi dari kebijakan ini juga signifikan. Wisatawan yang nyaman dan aman dalam perjalanan cenderung meningkatkan pengeluaran mereka di sektor pariwisata, mulai dari akomodasi, kuliner, hingga aktivitas wisata lainnya.
Penerapan sistem ini pun mendorong bisnis lokal, baik di Gili Trawangan maupun di Lombok Utara, berkembang lebih stabil karena distribusi barang dan penumpang lebih teratur.
Koperasi Karya Bahari Lombok Utara telah menghadirkan inovasi penting dalam layanan penyeberangan ke Gili Trawangan. Dengan jadwal keberangkatan setiap 30 menit dan pemisahan kapal penumpang serta barang, keamanan, kenyamanan, dan efisiensi operasional semakin terjamin.
Respons positif dari wisatawan dan pekerja menegaskan bahwa langkah ini sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa. Dukungan pemerintah daerah turut memperkuat keberhasilan program, yang diharapkan dapat diterapkan secara konsisten di seluruh pelabuhan Gili Trawangan.
Dengan inovasi ini, pengalaman wisatawan meningkat, produktivitas pekerja terjaga, dan sektor pariwisata Lombok Utara berkembang secara berkelanjutan.