Kemendikdasmen

Kemendikdasmen Tegaskan TKA Sebagai Sarana Pengenalan Diri Murid

Kemendikdasmen Tegaskan TKA Sebagai Sarana Pengenalan Diri Murid
Kemendikdasmen Tegaskan TKA Sebagai Sarana Pengenalan Diri Murid

JAKARTA - Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) kini mendapat sorotan berbeda dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

 Alih-alih dianggap sekadar ujian formal, Kemendikdasmen menekankan TKA sebagai sarana bagi murid untuk mengenali kemampuan diri masing-masing. Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Gogot Suharwoto saat meninjau kesiapan laboratorium komputer di SMAN 6 Denpasar, Bali.

“Anak-anak terlihat antusias dan percaya diri. Ini bukan ujian kelulusan, tapi kesempatan untuk mengenali kemampuan diri sendiri,” ujar Gogot.

 Pernyataan ini menekankan bahwa TKA bersifat diagnostik dan mendukung pengembangan potensi murid, bukan sekadar mengukur nilai akademik untuk kelulusan.

TKA sebagai Cermin Potensi

Gogot menjelaskan lebih lanjut bahwa TKA dirancang sebagai tes nasional yang dapat membantu murid memahami bidang kemampuan mereka. Menurutnya, TKA tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan, melainkan menjadi cermin bagi murid.

 “Hasilnya bisa menjadi cermin bagi murid untuk memahami apa yang mereka bisa dan belum bisa, agar lebih percaya diri saat menentukan arah karier atau melanjutkan pendidikan,” imbuhnya. Dengan demikian, TKA berperan sebagai sarana introspeksi dan panduan dalam pengambilan keputusan pendidikan lebih lanjut.

Pelaksanaan TKA yang Tertib dan Adil

Dalam kunjungannya, Gogot juga meninjau aspek teknis pelaksanaan TKA. Ia memastikan semua ruang ujian dilengkapi dengan satu proktor dan dua pengawas dari sekolah lain. 

Selain itu, soal yang berbeda di setiap komputer diberikan untuk menjaga integritas asesmen. Pendekatan ini menegaskan komitmen Kemendikdasmen agar TKA berjalan adil, aman, dan inklusif.

“Sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer bisa meminjam ke sekolah lain. Prinsipnya, TKA tidak boleh merugikan satuan pendidikan mana pun,” tegas Gogot. Murid SMAN 6 Denpasar yang mengikuti TKA berjumlah 347 orang, dengan pelaksanaan terbagi dalam tiga sesi hingga sore hari.

Pilihan Mode Pelaksanaan TKA

Kemendikdasmen juga menyediakan fleksibilitas dalam pelaksanaan TKA. Tes dapat dilakukan secara daring penuh, semi daring, maupun luring, sehingga murid dari berbagai latar belakang dapat mengikuti tanpa hambatan. 

Langkah ini menunjukkan upaya pemerintah untuk menjadikan TKA inklusif, terutama bagi sekolah yang masih memiliki keterbatasan sarana.

Revitalisasi Sarana Pendidikan di SMAN 6 Denpasar

Selain meninjau pelaksanaan TKA, Gogot juga memantau progres program revitalisasi satuan pendidikan di SMAN 6 Denpasar. Program ini mencakup pembangunan perpustakaan, ruang OSIS, dan fasilitas toilet, sebagai bagian dari instruksi presiden yang menyasar lebih dari 16.400 sekolah di seluruh Indonesia dengan total anggaran sekitar Rp16 triliun.

“Progres di sini sudah sekitar 85 persen dan ditargetkan rampung pada awal Desember,” kata Gogot. Langkah revitalisasi ini diharapkan meningkatkan kualitas lingkungan belajar, sehingga mendukung murid dalam menghadapi berbagai asesmen termasuk TKA.

Dukungan Sekolah untuk Pelaksanaan TKA

Kepala SMAN 6 Denpasar, I Ketut Suendi, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Dirjen Gogot dan memastikan seluruh sarana, prasarana, serta dukungan jaringan internet telah siap sejak awal. “Kami sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Syukurlah pelaksanaan TKA hari ini berjalan lancar,” ujarnya.

Pernyataan ini menegaskan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak sekolah dalam memastikan pelaksanaan TKA berjalan lancar. Kesiapan sekolah menjadi salah satu faktor kunci agar murid dapat mengikuti tes dengan optimal dan nyaman.

Makna Strategis TKA bagi Murid

Dengan pandangan baru Kemendikdasmen, TKA bukan sekadar ujian yang menimbulkan tekanan. Sebaliknya, TKA menjadi sarana bagi murid untuk menilai dan memahami potensi diri. 

Pendekatan ini menekankan pada pengembangan pribadi, penguatan kepercayaan diri, serta penentuan arah pendidikan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing murid.

Selain aspek akademik, TKA juga mengajarkan disiplin, manajemen waktu, dan tanggung jawab dalam mengikuti tes formal. Hal ini menjadi bekal penting bagi murid untuk menghadapi tantangan pendidikan lebih lanjut atau persiapan karier.

Pelaksanaan TKA di SMAN 6 Denpasar mencerminkan transformasi cara pandang terhadap ujian akademik di Indonesia. Kemendikdasmen menegaskan bahwa tes ini tidak sekadar mengukur kemampuan, melainkan sebagai alat introspeksi untuk mengenali potensi dan mengarahkan murid dalam menentukan pilihan pendidikan dan karier. 

Dengan dukungan sarana yang memadai, pelaksanaan TKA dapat berjalan adil, inklusif, dan memberikan manfaat maksimal bagi murid.

TKA kini menjadi lebih dari sekadar angka di lembar jawaban; tes ini hadir sebagai jendela bagi murid untuk memahami diri sendiri, mengasah percaya diri, dan menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan.

 Pendekatan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pendidikan yang berfokus pada pengembangan potensi murid secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index